𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐇𝐀𝐑𝐈 𝐈𝐁𝐔
𝘋𝘦𝘢𝘳 𝘗𝘶𝘢𝘯-𝘵𝘢𝘴𝘵𝘪𝘤 𝘗𝘦𝘰𝘱𝘭𝘦, 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘨𝘶𝘴 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘚𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘏𝘢𝘳𝘪 𝘐𝘣𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢...
Untuk perempuan yang telah melahirkan kita, baik yang masih hidup maupun yang telah berpulang. Semoga Allah mengasihi ibu-ibu kita tercinta dengan banyak ampunan dan naungan kasih sayang-Nya dunia akhirat. Aaamin...
Untuk semua perempuan yang telah melahirkan normal maupun dengan operasi. Percayalah, Allah tak pernah membedakan kemuliaan kalian sebagai ibu hanya karena perbedaan cara bersalin.
Untuk semua perempuan yang bisa menyusui secara ekslusif maupun yang gak keluar ASI-nya dan hanya bisa memberi bayinya susu formula. Percayalah, kalian tetap ibu yang hebat dan luar biasa. Jika ASI tak keluar dan tidak bisa memberikan ASI itu tetap hal yang normal. Peran ibu dalam hidup juga sebagai manusia biasa, jika tidak sempurna itu hal yang biasa juga dan tidak mengurangi kemuliaan kalian dan kesehatan anak kalian.
Untuk semua perempuan yang bisa selalu bersama anaknya maupun harus terpisah dari anaknya karena keadaan, semoga Allah memberikan kemudahan bagi ibu-ibu tersebut bisa bertemu dan berkumpul bersama anak kalian kembali.
Untuk semua perempuan yang menikmati masa cuti melahirkan maupun yang tidak bisa berlama-lama menikmati masa pemulihan persalinan karena harus membantu suami berjuang mencari nafkah atau menjadi tulang punggung keluarga, semoga Allah melimpahkan kesehatan selalu dan memudahkan hidup kalian semua.
Untuk semua perempuan yang memiliki suami maupun yang menjalani hidup sebagai ibu tunggal karena suami berpulang (widow) ataupun bercerai (divorce), semoga Allah kuatkan pundak dan punggung kalian, mudahkan rezeki, merawat luka batin kalian semua dengan banyak hal-hal baik yang memberi kebahagiaan-kebahagiaan dan dimampukan selalu untuk berlapang dada menjalani semua kenyataan hidup.
Untuk perempuan yang memiliki anak yang normal maupun anak yang istimewa dan berkebutuhan khusus, semoga Allah berkahi setiap upaya kalian mendampingi keistimewaan mereka ditengah lingkungan yang tidak ramah dan belum bisa menerima keistimewaan mereka.
Untuk perempuan-perempuan yang berjuang dalam sunyi, tak kenal lelah menunjukkan dirinya berdaya dan melakukan apapun demi keluarga, demi anak-anaknya, meski harus mendapat ancaman dan tekanan psikologis dan menanggung luka batin terus menerus akibat perlakuan buruk orang-orang terdekat/disekitarnya.
Untuk perempuan-perempuan yang terpaksa menanggung malu dan kepedihan harus menjadi ibu diluar kehendaknya sebagai korban kekerasan seksual. Semoga kemudahan menyertai kalian memperoleh keadilan, penegakan dan perlindungan hukum. Semoga Allah limpahkan banyak kasih-Nya bagi kalian sehingga kalian bisa terus tumbuh kuat dan melanjutkan hidup dengan lebih baik bersama anak-anak kalian yang juga berhak hidup dengan baik.
Untuk perempuan yang memutuskan hidup sebagai Single Mom by choice, memilih hidup dengan meneruskan kehamilan, melahirkan dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa suami/ikatan pernikahan. Apapun alasan yang membuat itu ditempuh, tentunya bukan hal yang mudah diterima bagi masyarakat. Semoga diberi kekuatan dan kesabaran saat berjuang dan berusaha menjadi diri sendiri meski dianggap aneh dan dikucilkan karena dianggap membawa aib. Semoga Allah nanungi dengan kemudahan dan banyak kebaikan.
Untuk semua perempuan yang sedang berjuang menjadi ibu, pejuang garis dua pada test pack, semoga Allah segerakan hajat mulia tersebut dan memudahkannya.
Untuk semua ibu yang berpendidikan tinggi maupun yang tidak. Yang bekerja kantoran maupun jadi ibu rumah tangga atau bekerja serabutan sebagai buruh harian, penghibur jalanan, penyanyi, pedagang keliling atau apapun untuk memenuhi kebutuhan hidup, dimanapun tinggal dan berada.
Percayalah, kalian hebat!
Kalian mulia dan berarti, sebagai ibu, sebagai perempuan, sebagai manusia.
Tak ada alasan bagi saya untuk tidak memberi dukungan pada sesama perempuan, agar bisa pulih, bisa terus maju, bisa hidup lebih baik dan menjadi versi terbaik mereka.
Yuk, belajar berempati yuk? Apalagi kepada sesama perempuan. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa, karena empati itu harus dilatih adanya. Tidak tergantung pada tingkat pendidikan, status sosial ekonomi ataupun keyakinan kita. Melainkan pada kerelaan kita untuk melepas keakuan, melihat lebih dekat, belajar mendengarkan merundukkan ego agar tidak memanfaatkan keadaan atau situasi orang lain.
pencarian di Internet via Google/Sketzhbook
Komentar
Posting Komentar